Banyak yang merasa enak dengan zona kenyamananan termasuk aku
Kemarin aku kedatangan teman dari Yuwono, seorang teman lama yang sedang ada tugas kerja ke Bali. Kami sering bertukar informasi tentang kabar masing-masing namun hanya lewat SMS. Namun kemarin aku secara panjang lebar bercerita tentang segala macam hal. Namun ada beberapa hal yang bisa aku petik dari pembicaraan ini. Salah satunya adalah tentang kedekatan diri ini kepada Sang khalik. Mungkin dengan sedikit share disini bisa memambah kedekatanku pada NYA. Karena dengan bertambahnya hari yang aku nikmati di dunia ini berarti berkurang pula jatah waktu ku untuk menikmati indahnya dunia. Upss ……. jangan salah ya, ini bukan melankolis tapi cuma sekedar berbagi, karena berbagi tidak pernah rugi. π
Temanku ini sekarang bisa dikatakan sudah menjadi Boss, setidaknya bagi dirinya sendiri. Malah sekarang sudah mempunyai belasan anak buah yang membantu dalam satu team kerja yang solid. Padahal dulunya dia seperti kebayakan orang yang senang dengan zona kenyamanan ( π³ Aku juga masih senang dengan zona nyaman itu). Namun sekarang tiada hari baginya tidak dilalui dengan spekulasi, prediksi dan gambling. Namun gambling disini dalam artian positif, yaitu bertaruh dengan perhitungan untung rugi dalam melakukan spekulasi pekerjaan.
Sekarang dia selalu berinovasi dalam bekerja yang dirasa belum dikerjakan oleh orang lain. Banyak karya-karyanya yang ditunjukan padaku dan hampir semuanya bisa dikatakan berhasil. Padahal sebelumnya dia selalu senang dibelakang orang lain karena itu menurutnya memang tidak ada resiko yang harus ditanggung apabila gagal. Paling yang pusing dan mumet memikirkan semua hal tentang kegagalan itu adalah boss nya yang terdahulu. Tapi itu dulu, sebelum dia keluar dari zona kenyamanan.
Bagi diriku sendiri pun sampai saat ini masih setia dengan zona kenyamanan dan adem ayem. Karena paradigma yang ada dibenak ku masih belum sampai kesana. Padahal kalau kita bisa keluar dari zona kenyamanan ada banyak keuntungan yang bisa kita raih. Seperti yang diajarkan oleh Tung Desen Waringin ataupun oleh Purdhi W Candra, temanku itu sudah melalukan apa yang diajarkan dan selalu di seminarkan oleh motivator ulung tersebut. Padahal yang saya tahu temanku itu tidak pernah mengikuti satupun acara yang diselengarakan olehnya.
Sekarang kembali kepadaku, beranikah aku untuk keluar dari zona kenyamanan tersebut dan berjibaku dengan spekulasi, prediksi dan gambling dengan hidup ini β π
Sayangnya aku masih belum berani π¦
(Maaf) izin mengamankan PERTAMAX dulu. Boleh, kan?!
sayapun keknya masih merasa senang berada di zona kenyamanan. Jadi malu….
ketika orang sudah mulai berkeluarga, zona kenyamanan adalah satu hal yang paling diburu. kalopun ingin satu tantangan, paling banter saya hanya mencari sampingan atau tambahan tanpa perlu meninggalnya…
setuju bli, rasanya setelah menikah kita agak takut untuk mengambil resiko
klo memang punya perhitungan dan harapan yang lebih baik, kenapa tidak?… toch hidup ini harus bergerak ke arah depan!
Saya masih suka ada di Zona Kenyamanan…
kursi zona nyaman memang terlalu empuk untuk di tinggalkan saya kira itu sangat manusiawi terutama dengan pertimbangan keluarga dan waktu.
keduanya punya konsekuensi masing-masing, yang baik maupun buruk. tinggal yang mana yang kita pilih, dan kesanggupan kita menanggung konsekuensinya
kalo memang nyaman kenapa harus pergi
lawatan perdana ke tempat sobat sambil baca2.. saya setuju dengan putri2wotan, masing2 punya konsekuensinya sendiri
Setiap orang memang beda-beda, syukuri aja zona masing-masing, kalaupun mau meninggalkan zona nyaman ya harus serius, biar tidak gagal terus.
ketika kita sudah berkeluarga, zona aman adalah satu2nya target, dan masih terus dipertahankan sampai waktu tertentu.
dan, bukan berarti kita takut utk keluar dr sana, namun kita perlu pertimbangan yg cukup matang utk berlaku gambling atau berspekulasi dgn taruhan keamanan dan kenyamanan bagi orang2 yg kita cintai.
jadi, bersyukur sajalah utk apa yg telah kita miliki.
ini hanya pendapat bunda saja, dan bisa saja salah π
salam
hanya masalah waktu saja sob. saya juga mulai pelan2 karena melangkah keluar dari zona nyaman memang tidak mudah.
ngikut bang Red.. π
ane ngikut bang Red aja π
Saat ini lia tidak suka berada dizona nyaman…
tapi lia seperti bunda diatas bilang.. kalo sudah bekeluarga mungkin lebih enak dizona nyaman.. π
Apapun itu yg penting rasa syukur.. dizona manapun baik kok pak π
tetap semangat
Zona Kenyamaman dan rasa ketenangan beda tipis ya?hehe..
coz saya pengen bangt selalu punya hati yang tenang and damai..
Mohon dukungan buat blogku dalam kompetisi blog beswan, caranya bisa dilihat di http://blog.beswandjarum.com/puspitaningtyasaisyah/profil/
Sama, saya juga masih di zona nyaman. π
“Banyak yang merasa enak dengan zona kenyamananan termasuk aku”
Aku takut dipindahkan dari tempatku bekerja, aku takut di pecat, aku nyaman disini.
Sebegitu takutnya aku.
Itu adalah perasaanku tentang kenyamanan, aku terbuai dengan rasa aman dan nyaman, mungkin aku adalah insan yang patuh, penurut terhadap orang-orang diruangan, partner kerja dan atasan.
Aku takut kehilangan rasa nyaman, sebutlah itu pekerjaan, sehingga aku memilih untuk jadi anak yang baik, meskipun dizalimi dalam pembagian jasa.
Kau dan Aku sama takutnya kehilangan rasa nyaman, namun dalam hatiku selalu berontak, ingin bersikap kritis, protes atas ketidak sesuaian antara kewajiban dan hak yang diterima.
Aku berfikir, tidak selamanya kenyamanan itu menjanjikan. Kreatifitasku akan hilang, sikap kritisku akan lenyap, aku bagaikan kuda pelanja bukit, manggut-manggut asal bapak senang.
Semuanya kusingkirkan, aku sampaikan dengan baik-baik dalam hati kecil, banyak pekerjaan lain yang menunggumu disana, asalkan kau ulet, jangan kau gadaikan prestasimu karena kenyamanan, kau punya ketrampilan, yang kau butuhkan sekarang adalah gigih dan pantang menyerah.
Hmmm… kenyamanan, bunuh itu, cari tantangan dan jangan jadi pecundang, demi sebuah perasaan primitif.
yang penting dari semuanya, kayaknya bersyukur ya sob π
bener banget, kerugian besar dalam hidup kita adalah saat kita sudah tak mau pergi lagi dari comfort zone ini …
terima kasih untuk engingatkan Denuzz …
semoga hari depan kita menjadi lebih baik
~~~ Salam BURUNG HANTU ~~~
Saya dulu sering ikut seminar-seminar motivasi (Tung Desem pernah ikut, Andre Wongso dan James Gwee) tp ternyata saya bukanlah type orang yang begitu berani mengambil resiko.
Buktinya saya masih bekerja pada orang sampai sekarang, jawaban saya saat di tanya teman (kebetulan teman-teman seangkatan saya, usia rata2 kami krg lbh 23th) yang sudah sukses menjadi boss selalu bilang “kamu kapan lagi, modal ilmu udah lebih dari cukup, maju dunk, berani ambil resiko”
Saya malu sekali karena ternyata saya yang banyak bicara ini gak punya nyali, tapi saya sedang mengumpulkan keberanian kok….
Jadi Om Sugeng, tetep semangat yah!
Malam yang indah untuk singgah, dengan maksud ingin bertukar Link. Link mas sugeng saya pasang di Blogroll sidebar kanan blog, Silahkan dicek dan konfirmasi.
Terimakasih atas perhatianya, salam hangat dari Newbie.
keep spirit pak, hehe
Semangat terus mas…entah kenapa saya sendiri masih jalan di tempat dan kurang peka terhadap sesuatu untuk maju..masih takut, dan masih nyaman
kadang bukan berani atau tidak, tapi butuh pemicu, kejadian, hentakan dalam hidup…
berdoa saja, mudah2an dirubah olehNya. kluthik!!!
salam hangat dari MALANG
maju dan hancur bersama debu, atau mundur bertemu para pecundang….. π
rawe-rawe rantas malang-malang putung…..maju gan
sebenarnya dimanapun kita akan nyaman & asalkan kita bisa mengendalikan rasa bosan….,
sekali 2 kita harus keluar dari zona nyaman
begitu kata dosen saya π
malahan soyo tuwo soyo wedi miwiti…..dobrax gan mulai keluar dari zona nyaman
klo aku masuk zona apa ya?? hahha
It’s the very thing i want to catch. Thanks!γγγ
every one has every zone
It’s the very thing i want to catch. Thanks!,,.
aku mungkin termasuk yang suka dengan kenyamanan…