Peraturan lalu lintas itu dibuat untuk keselamatan penguna jalan, itu yang tidak disadari oleh para pengguna jalan
Sudah menjadi kebiasaan sehari-hari saat mengunakan kendaraan kesayanganku yang namanya lampu depan selalu aku On kan. Bukan karena ikut kegiatan kampanye safety ridding yang diadakan oleh pihak kepolisian setempat, tapi aku melihat memang ada manfaat dari kegiatan itu. Hal ini masih kurang dipahami oleh sebagian biker di Indonesia. Saat melintas di jalan dengan me-”light on” kan sepeda motor, keberadaan kita akan diketahui oleh penguna jalan dari arah berlawanan meskipun dari jarak pandang yang jauh.
Hal ini sudah aku alami dan rasakan sendiri, karena setiap hari aku selalu nge-bikers dari rumahku di daerah Tabanan menuju kota Denpasar untuk mengisi aktifitas offline seharian. Masalah jarak, meski agak lumayan jauh tapi karena sudah menjadi kebiasaan jarak sejauh 23Km selalu aku tempuh dalam waktu (paling lama) 40 menit. Pernah satu kali aku kebelet bisa menempuh jarak sejauh itu cuma dalam waktu 25 menit dalam keadaan jalan nya ramai pas hari kerja. Kalau sudah begini, selain konsentrasi di jalanan, lampu depan (head light) selalu aku nyalakan (light on). Bukan karena accu (batteray) ku baru di strom tapi karena untuk safety pada diri sendiri.
Berbicara tentang light on, sekarang sudah menjadi perkara wajib bagi ATPM (agen tunggal pemegang merk) kendaraan roda dua di Indonesia. Sudah banyak main dealer maupun dealer dari sebuah merk kendaraan roda dua membentuk divisi safety riding. Dan tugasnya selalu mengampanyekan kenapa perlunya safety ridding dilakukan oleh semua bikers baik untuk penggunaan jarak dekat ataupun jarak jauh. Kampanye itu salah satunya adalah menyalahkan lampu depan untuk kendaraan bermotor roda dua. Kalau di kendaraan roda empat dengan sabuk “klik” nya.
Pada kendaran roda dua, selain mengampayekan kepada masyarakat umum serta konsumen loyal, mereka juga menyasar pada kampus2 dan sekolah menengah. Karena mereka memilih masyarakat ini dengan harapan bahwa pada tangan tunas-tunas bangsa merekalah semua harapan yang baik-baik selalu di kedepankan. Namun sepertinya kampanye ini belum bisa di terima dengan 100% oleh generasi muda itu.
Indikator yang saya pakai untuk mengatakan mereka belum bisa menerima ajakan ini adalah bahwa mereka masih dengan tidak malu-malu bersliweran pada kampus2 dan sekolah menengah dengan berboncengan lebih dari 2 plus tidak menyalakan lampu depan. Padahal peraturan lalu lintas itu dibuat untuk keselamatan penguna jalan. Itu yang tidak disadari oleh para pengguna jalan yang maunya seenak udelnya sendiri.
Coba bayangin di perempatan jalan yang ada trafic light nya, penguna jalan tidak mengindahkan nyala lampu itu. Yang dari barat sudah menyala lampu hijau dan dari utara-selatan meski masih menyala merah namun mereka tidak mematuhi peraturan lampu itu. Main slonong saja tanpa melihat situasi di depan nya. Mungkin akan terjadi tabrakan maut di tengah perempatan itu dan semua itu karena pengguna jalan tidak mematuhi peraturan tersebut.
Dan saat saya pulang kerja tadi aku disalip seorang remaja tanggung dari sebelah kanan ku (dan tanpa menngunakan helm lagi) hanya untuk memberitahuku bahwa lampu depan ku menyala “Bli lampune idup” ujarnya. Padahal itu memang sengaja aku nyalakan untuk light on safety ridding. Oala…… ternyata kampanye safety ridding itu belum menyentuh generasi muda kita. 😦 Bagaimana dengan pengalaman anda dalam kampanye light on safety ridding ❓
Di jember, kampanye tentang ligt on safety ridding sempat menggema, tapi nggak lama. Sepertinya memang butuh gebrakan baru yg lebih inovatif untuk kembali mengkampanyekannya.
Ngomong2, gambarnya itu kok serem ya Mas, hehe..
kan peraturan dibuat untuk dilanggar *ngelesss*
Yah, ini kan udah budaya *ngeles lagi*
Hehe…
Untung Denuzz selama ini mecoba untuk tetap nurut rambu lalu lintas apapun yang terjadi… 🙂
Semoga semakin banyak orang yg sadar akan safety ridding ya
Salam BURUNG HANTU… Cuit… Cuit… Cuit…
(Maaf) izin mengamankan KETIGAX dulu. Boleh, kan?!
Saya juga masih beberapa kali diingatkan orang kalau lampuku hidup
duh, lihat pic. nya bunda rasanya jadi ngilu plus deg2an 😦
kurangnya kesadaran utk keselamatan berkendara, bukan hanya membahayakan diri sendiri , namun jg tentunya ikut membahayakan orang lain .
salam
krn aku bukan bikers jadi ngga tau bahwa musti light on. Kalau di sini sih jam 4 sore semua sudah nyalakan lampu mobil/motor krn memang musim dingin lebih cepat gelap.
EM
Ikut kampanye safety ridding Mas…
Walaupun masih belum memahami manfaat menghidupkan lampu pada siang hari itu, tapi saya termasuk biker yang santun koq.
Jauh sebelum polisi menerapkan metode light on, sy selalu menyalakan lampu utama motor sy di siang maupun malam hari (sore juga). Inisiatif tersebut sy peroleh karena sy juga sering bawa mobil. Berbagai mobil pernah sy coba bawakan (bukan mobil sy, sy cuma ngopiri aja). Kesimpulan sy cuma satu. Sering banget sepeda motor tidak begitu kentara jelas dari dalam mobil. Percaya ga percaya silakan dibuktikan. Mungkin juga mata sy yang rabun. Tapi sampai sekarang sy masih bisa baca tulisan baik yang ditempel di depan mata ataupun yang tergantung di dinding yang jauh. Berarti sy tidak rabun kan? Ketidakjelasan sosok sepeda motor di jalan tadi mungkin karena dimensinya yang kecil dan tidak kompak. Jadi kadang rancu dengan pemandangan di sekitarnya. Kompak tu maksudnya gimana? Kompak misalnya bentuk sepeda motor itu bundar kayak bola. Kotak dan sejenisnya. Bukan melekuk menggelembung seperti sepeda motor. Kalau kompak kan mudah ditangkap mata. Mobil pun relatif kompak.
Saya tidak terlalu sering bawa mobil, tapi tidak pernah tidak memperhatikan adanya pengendara sepeda motor, rasanya jelas saja.
Rabun tidak selalu jadi masalah dalam pandangan (daya penglihatan), tapi keluasan lapang pandang juga.
gak tau mas, tapi yg sering ku dengar, peraturan di buat untuk di langgar … hehehe ..
🙂
biasanya kalo udah jatuh atau dapat kecelakaan baru deh para pengendara motor sadar bahayanya gak mematuhi peraturan Lalu Lintas…
berhati-hatilah dalam bernkendaraan
yah itulah pak, ternyata kampanye safety riding kalah sama sinetron dan acara reality fool.
Kesadaran diri sendiri, Mas…. 😦
Harusnya tertanam rasa malu di diri ini, malu kalo melanggar… 😐
Dulu di Bandung juga ramai orang2 menyalakan lampu sepeda motornya, sekarang sih mulai jarang. Paling jika sedang ada operasi polisi, baru terang benderang di siang hari lagi. Padahal benar sekali, menyalakan lampu motor di siang hari ada manfaatnya. Kalau kita sedang menyupir mobil jadi bisa tahu jika ada motor yang tiba2 nyelonong nyusul dari kiri 😀
sampai skrg saya tidak mengerti, menghidupkan lampu sepeda motor pada siang hari itu, secara ilmiah, untuk apa. ,,,, bingung bener
Sebenarnya lampu menyala di siang hari itu menurut saya pemborosan, kalau memang tidak mampu melihat dan konsentrasi saat mengemudi di siang hari, ya jangan bawa motor saja sekalian.
Wong matahari begitu terang (masa mau disandingkan sama lampu motor), kecuali cuaca mendung atau hujan, saya setuju lampu bisa membantu jarak pandang yang menurun. Tapi ya insting dan keahlian bawa motor juga penting.
Biar pakai lampu 100 watt kalau ngelamun ya kecelakaan deh jadinya :).
Saya tipe orang yang tidak suka melanggar aturan, tapi jika aturannya ndak masuk akal, maaf saja deh :D.
setuju. Apa hubungannya. Listrik disuruh berhemat, apa bedanya dgn lampu. nonstop dihidupkan terus bukannya akan cepat putus bolanya.
sala jgn ada kepentingan salah satu produsen lampu saja (seperti kasus zaman dulu ttg helm hahaha)
mungkin memang karena mereka belum tahu
inilah pentingnya pendidikan di sekolah2 dala hal keamanan berkendara
Yang lebih memasyarakat di masyarakat kita adalah peraturan dibuat untuk dilanggar pak, hehee.. 🙂
“Bli lampune idup” saya bayangin anak itu dengan polosnya bilang ini hahhaha,,, lucu,, 🙂
wah keren mas sugeng udah kampanye duluan nih
mudah2an acara dblogger bisa berjalan untuk kampanye ini
amiin
aduh di tempatku di pinggiran kota biar sudah lewat magrib sering banget ketemu pengendara yang nggak ngidupin lampu, nggak tau mau ngirit atau apa ya
he..he..he..he..he..
aku suka naek motor apalagi ngebut
lumayan cepat sampai tujuan..
he…he..he..
di jakrta lebih enak naek motor
daripada naek mobil.. 😀 😀 😀
tapi aku suka sebel kalau ABG yang bwa motor..
riweh,,ngebut tapi tengil.. 😀 😀
kalau aku mah ngebut tapi sopan..
Saat belum mengalami pasti lain ceritanya mas sugeng yach..tapi begitu mengalami baru kenal kalau sesuatu itu ada untuk dimanfaatkan, bukan untuk orang lain, namun untuk diri sendiri.
Mungkin karena di negara kita, terlalu mudah untuk memberi SIM?
Akibatnya banyak pengendara kendaraan bermotor tidak memahami aturan lalu lintas dengan baik.
peraturannya belum memasyarakat berarti Pak,,,
Peraturannya dibuat kan untuk ditaati dan untuk eksalamatan rider..
memang pembelajaran jalan raya itu tidak mudah. Harusnya terus-menerus disosialisasikan agar tidak terlupa, terlebih lagi ada sanksi yang diterapkan secara konsisten.
peraturan adalah untuk kebaikan kita. warga yang baik adalah yang mematuhi peraturan. yuk, jadi warga yang baik…….. 🙂
salam hangat dari jombang
Semoga para pengguna kendaraan ngebaca nih blog, biar hati-hati, baik untuk keselatan dirinya maupun orang lain. Maaf Pak baru bisa berkunjung setelah satu bulan absen.
Hohohohhoho…. disini sepi banget mas, jadi saya jarang nyalain lampu,apaalgi kalo cuma ke pasar 😛 atau yang deket2, tapi kalo di dalam kota ada tulisan dimana2, untuk menyalakan lampu, at least saya tahu itu berguna banget 🙂
Disini jangankan budaya lampu depan, lampu sign kanan kiri aja kadang gak di pake, itu yang sering bikin saya gedeg! ><
jangankan untuk nyalain lampu depan, kesadaran untuk memakai helm pun masih kurang padahal ini lebih penting.
sering. sering banget ngalamin yg kayak gitu. sengaja kok nyalain lampu, tp dikira mengigau karena menyalakan lampu di siang bolong. fiuh.
Daerah saya ga jalan pak, kalau siang ya padam semua.
Kalau di Malang mayoritas lampu emang dinyalain (duluan di Malang yah ama Bali) apalagi kampanye ketertiban untuk pengguna jalan roda dua ini di dukung oleh segala kalangan dengan memberikan reward2 bagi pengguna jalanan yang tertib.
Btw, masalah helm…
Hani aga malas, heeee
habisnya pusing kalau pake helm 😀
kayanya pak polisi ditempat saya cuek tuh. lha, mereka aja ga nyalain lampu motornya ??!
anak sekarang payah Pak…
malam-malam pada gak nyalakan lampu
sekadar gagah-gagahan aja ya..
awas loh… biarin aja ntar kena battunya
salam sukses..
sedj
jaman sekarang peraturan bukan untuk di taati…,
tapi malah untuk dilanggar…,
mampir mengucapkan selamat hari ibu untuk semua ibu dan calon ibu di keluarga sahabat
Saya pribadi juga lebih sreg gitu pak, light on dengan lampu sekunder di siang hari. Sayangnya ngga semua orang nyadar kalo itu demi keselamatan, dikiranya mubazir, ngabis2in accu.
Dan di Kupang ini, hadeh, stres pak. Keliatannya yang make motor disini baru belajar semua. Pada ngga beraturan lah *lho, malah curcol hehe*
hehe orang saya aja sama belom ngerti mas gunanya nyalain lampu depan..baru kali ini baca baru ngeh setelah dijelasin mas sugeng 😀
Agak sulit juga kampanye keselamatan
[…] blogger sebalok idana, depz, pendarbintang, bli budiarnaya, bli budiastawa, bli budiarsana, cahya, mas sugeng […]
Karena nggak bisa naik motor, saya belum pernah mengendarai motor sendiri…paling-paling dibonceng suami, itu juga kalo tempatnya nggak rame-rame amat…
Apalagi anak-anak sekarang kalo naik motor suka nekad, ngebut tanpa helm dan nyalip-nyalip yang bikin hati deg-degan 😦
Sadarnya kalau sudah terjadi kecelakaan 😦
Sulit memberikan kesadaran bagi masyarakat sejak dini. Kalau tidak dipaksa dengan aturan yang tegas rasanya akan lama masyarakat kita sadar keselamatan dan keamanan dalam berkendaraan di jalan raya.
dua instrumen utk berkomunikasi antar pengendara yaitu bunyi dan cahaya>>>>>>>>>ada klakson ada lampu penunjuk arah,lampu rem,lampu utama,…..sepeda motor itu kecil ,lincah dan gesit kalau tdk ditandai dengan lampu susah termonitor gampang tertabrak……….makanya di indonesia yg mati dijalan kebanyakan pengguna sepeda motor,…………mau selamat atau tidak silahkan saja………..