Rasa sesal selalu saja datang di akhir cerita, ….. begitu pula yang terjadi pada diri ini. Mungkin karena pongah sesaat, menjadikan hal ini terjadi. Padahal happy ending yang terbayang manakala melihat mereka, kelompok pengajian remaja yang beberapa tahun lalu diri ini bentuk mengadakan acara dengan inisiatif sendiri tanpa ada intervensi dari kelompok bapak-bapk. Sesal itu terjadi karena tidak bisa ikut menghadiri kegitan mereka dalam bulan puasa ini. Kegitan buka bersama dengan anak yatim yang di rencanakan, di agendakan, di jadwalkan dan di laksanakan oleh mereka.
Memang kuakui bahwa kelompok pengajian remaja diri ini bentuk manakala masih dipercaya sebagai ketua pengurus seperti yang pernah ditulis disini. Dengan berkembangnya waktu, ada saja suara miring yang terdengar dari jamaah yang lain tentang kegiatan ini. Dan dasar diri ini tidak kuat mendengar komentar miring mereka, diri ini meletakan semua mandat itu seperti yang tertulis disini. Yang ada dalam benakku saat itu simple saja. Karena sudah tidak memangku kepercayaan itu, maka dengan enjoy saja diri ini melenggang karena semua pasti akan diurus oleh sang ketua yang baru.
Namun apa daya, semua harapanku itu tidak sesuai dengan harapan. Karena sang ketua tidak ada inisitif dalam membuat besar jamaah ini, setidaknya itu yang bisa diri ini tangkap. Meskipun banyak support dukungan yang kami (pengurus yang lain) lakukan untuk membantu kelancaran tugas kepengurusan ini. Hal ini yang dibaca dan dimanfaatkan oleh sang ketua sebagai hal positif tanpa mau mengeluarkan tenaga dan pemikiran nya untuk kelompok. semoga penilaianku ini salah
Dan seperti kegiatan sore tadi. Diri ini memang sengaja tidak mau ikut campur dalam kegiatan tersebut karena alasan pertama, ketua pengurus toh bukan saya. Jadi biarkan saja ketuanya yang ikut mendukung terselenggaranya kegitan tersebut. Alasan kedua, diri ini akan melihat bagaimana sang ketua akan bertindak positif selaku pihak yang bertanggung jawab terhadap semua kegiatan pengajian remajanya karena dalam beberapa kali kegiatan yang seharusnya ketua bertanggung jawab atas kelancaran nya, eh malah mandeg tidak ada action. Dan alasan terakhir, dalam waktu yang bersamaan diri ini ada kegiatan di kota lain. Jadi tidak bisa ikut serta.
Dan saat malam hari ini, barusan diri ini mendapat laporan dari bendahara pengajian remaja bahwa “Tidak seorangpun pengurus pengajian bapak-bapak yang diundang ikut hadir dalam kegiatan buka bersama”. Ya Allah….. gara-gara inilah rasa sesal timbul yang mengharu birukan kalbu diri ini saat malam menjelang tidur dalam bulan penuh berkah ini. Mestinya diri ini sudah tahu bahwa sang ketua tidak akan mau mengupayakan untuk bisa hadir guna memberi kesan positif dalam kegiatan pengajian remaja. Mestinya diri ini mau sedikit berlapang dada guna kepentingan bersama agar para remajanya bisa mendapat tauladan dari kelompok bapak-bapaknya. Semestinya diri ini mau sedikit repot karena remajanya memang masih perlu mendapat bimbingan dalam berbagai hal.
Dan sore tadi, diri ini mengecewakan para remajanya karena tidak hadir dalam kegiatannya. Dan malam ini sesal itu muncul dalam bentuk keprihatinan. Sesal itu selalu hadir belakangan. Maafkan diriku, semoga kedepan nya diri ini bisa kembali mensupport semua kegiatan remaja.
Ada banyak kasus saat ini, dalam pelbagai latar bekalang, termasuk komunitas, masyarakat dan kultural; di mana generasi selanjutnya tampak “tidak seperti” yang diharapkan oleh yang sebelumnya. Nah, untuk kasus-kasus seperti ini, terus terang saya sendiri tidak bisa berkata banyak.
iya ya… kondisi yang serba salah… tapi memang kalau tidak ikhlas datang sebaiknya memang tidak perlu dipaksakan… jadinya juga tidak baik ya mas… hehehhe
ke depannya tinggal dibina dan diperbaiki Pak 🙂
Hidup ane katanya berantakan om ditambah rambut ane,, tapi kalo udah baca artikel kok berubah jadi rapi yaaa.. Hehehe.. 😛
Komunitas sejak dulu dan sekarang tetap sensitif, berbagai bentuk yang terpisah dalam satu lingkungan justru sering menimbulkan kesalahpahaman, wajar itu mas 🙂
Soal kenapa tidak ada action dan inisiatif dari generasi muda untuk membesarkan kelompok pengajian, itulah bukti bahwa generasi tua masih tetap dibutuhkan sebagai pembimbing. Semoga masalahnya tidak serumit yang dibayangkan.
Om Sugeng. . .
Selamat hari raya idul fitri. . .
Mohon maaf lahir dan batin. . .
Salam Senyuum. . . ^_*