Penyelenggaranya adalah lembaga swasta yang tidak ada sangkut pautnya dengan Unesco. Istilahnya mereka hanya mendompleng nama Unesco dan numpang tenar di belakang nama komodo
Sekarang lagi musim pemilu tapi pemilunya tidak transparant sama sekali. Masa ada pemilu tapi tidak ada media satupun yang bisa menjadi pengawas, atau setidaknya sebagai pengamat seandainya saja ada tidak benar dan menyalahai prosedur tetapnya. Walah postingan ini mau membahasa apa sih, koq menjadi njelimet begini. ๐ . Bukan bermaksud membuat jelimet tapi cuma mengiring analogi, dari pemilu yang merupakan pemilihan umum menjadi vote. Sekarang memang sedang musim vote tapi vote bukan memilih penguasa ataupun jabatan menteri tapi vote komodo untuk menjadi world of new 7 wonders.
Semestinya vote ini sudah ada pada awal tahun ini, tapi tidak mendapat respon dari masyarakat serta pejabat Indonesia. Mungkin karena mereka memang tidak terlalu peduli dengan keberadaan komodo. Namun saat komodo (katanya) sudah tidak masuk dalam nominator 7 keajaiban dunia itu, serentak semua masyarakat serta (mantan) pejabatnya ramai mendukungnya dengan berbagai cara. Tapi apakah memang benar komodo sudah tidak masuk nominator lagi โ keknya ini tidak ada yang tahu. Karena semua vote, baik yang memalui email maupun SMS yang masuk tidak bisa di pantau / awasi dengan seksama.
Berapa banyak dukungan yang masuk untuk satu nominator dan nominator yang lain, tidak bisa di audit secara transparant karena memang tidak diperjelas. Nah disinilah diri ini menaruh rasa curiga. Bagaimana tidak, dalam skala nasional ada kontes-kontesan menyanyi yang diselenggarakan oleh beberap stasiun TV beberapa waktu yang lalu. Dengan cara mengirim SMS premium sebanyak-banyaknya semua masyarakat Indonesia digiring untuk ikut mengirim SMS. Tapi adakah orang yang bisa mengawasi keakuratan peyelenggaraan acara tersebut ๐ tidak dan hanya mereka sendiri (pihak TV) yang bisa mengaturnya siapa yang akan menjadi pememang asal mereka bisa dijual kepada sponsor.
Apakah hasil kontes seperti itu bisa diandalkan untuk bisa bersaing di dunia serba cepat ini โ saya tidak tahu pasti. Namun yang jelas para pemenang kontes menyanyi tersebut tetap saja tidak bisa mengembangkan diri karena terlalu banyak terikat kontrak dengan penyelenggara kontes. Dan yang banyak untung adalah sang penyelenggara kontes.
Kembali pada vote komodo, seandainya komodo memang dan menjadi asset dunia dan bisa dijual kepada sponsor (investor) tentunya sang penyelenggara kontes akan bisa leluasa berbuat banyak karena merasa berkat dialah yang komodo bisa di kenal dunia. Padahal tanpa merekapun komodo sudah terkenal meskipun tidak menjadi 7 keajaiban dunia. Komodo itu sudah ajaib karena hanya komodo satu-satunya hewan jaman prasejarah (kadal raksasa) yang masih kita temui sampai sekarang. Apa itu tidak ajaib ๐
Dan kepada peyelenggara kontes, apakah memang merupakan bagian dari badan dunia (united nation / PBB) ?? TIDAK . Karena yang saya tahu. Penyelenggaranya adalah lembaga swasta yang tidak ada sangkut pautnya dengan Unesco. Istilahnya mereka hanya mendompleng nama Unesco dan numpang tenar di belakang nama komodo. Tanpa ada maksud tertentu tidak mungkin lembaga swasta mau ikut mentenarkan aset negara lain. Secara prasangka saja, bisa saja setelah komodo masuk new7wonders mereka merasa berjasa dan bisa masuk ke komodo dengan leluasa dan menjual segala keunikan di pulau tersebut. Dan penduduk sekitar pulau komodo yang bersinggungan langsung dengan hewan langka itu tidak mendapat sepeser pun uang yang masuk.
Banyak contoh yang bisa dijadikan pembelajaran tapi sayang Indonesia masih belum mau belajar dengan kasus tersebut, kasus Barobudur salah satunya. Sebelum menjadi satu bangunan yang di privatisasi karena menjadi keajaiban dunia, masyarakat sekitar bisa memanfaatkan Borobudur secara optimal. Namun setelah di karciskan, uang yang masuk tidak sampai di masyarakat sekitar namun masuk ke pusat dan masuk kantong pengelola. Masyarakat sekitar masih hidup jauh dari berkecukupan. Sungguh ironi di tengah kemegahan nya. Sekarang pulau Komodo yang akan menjadi sasaran berikutnya.
Padahal banyak juga kalangan intelektual can cendekiawan yang menolak cara-cara mengkormersilkan komodo seperti itu. Hal ini bukan tanpa alasan namun karena memang mereka yang meneliti tingkah polah komodo dari beberapa tahun belakang. Jadi tahu, apa yang sebenarnya dibutuhkan komodo. Bukan sekedar ikut mensukseskan menjadi new7wonders dengan cara SMS dan berkirim email sebanyak-banyaknya. Secara diri ini sendiri yang tidak tahu dan tidak mengerti tekhnologi pelacak IT, voting semacam ini sangat rentan manipulsi dan pembohongan publik. Bisa saja kalau komodo tidak ada cela bisnis yang bisa dijadikan ladang uang bagi mereka, meskipun yang ngirim SMS dan email semua penduduk Indonesia saya yakin komodo tidak akan menang. Namun kebalikan nya, apabila memang berpotensi membesarkan pundi-pundi kantong nya meskipun tidak masuk nominator tapi masyarakat (Indonesia)nya rela menyerahkan komodo di privatisasi mereka akan membuat seakan-akan komodo yang menang. Dan tentunya akan berakibat seperti yang saya paparkan diatas.
Terakhir, apakah perlu kita mendukung vote komodo untuk menjadi new7wonders ?? sepertinya itu merupakan cara-cara pihak asing untuk bisa masuk ke Indonesia dengan tanpa perlawanan. Kesimpulan nya Jangan Dukung Komodo Menjadi New7Wonders.
N.B: Gambar minjem dari kaumbiasa.
kalau aku sih pikirnya, yang semestinya vote adalah orang asing, bukan “tuan rumah”. Tuan rumah kan bisa berpromosi tapi tidak bisa memilih. Dulu sudah pernah ada gerakan ini, dan aku ikut vote, karena yang diminta adalah org Indonesia yang tinggal di LN. Loh kok akhir-akhir ini marak lagi? heran aku ๐
pernah di beritahu kemana larinya duit hasil vote mbak?..nggak di kasih tahu kan?
Berarti saya salah dong dukung komodo?
hehehe…sy jadi bingung…
analisis yang menarik Kang.
Ironis sekali jika masyarakat yang tidak memahami hal semacam ini menjadi obyek ‘dimanfaatkan’ untuk tujuan yang diluar tujuan.
Kebetulan aku gak ikutan,,
Dan gak ngerti juga :d
saya ndak ikut nge-vote.
Saya mau ikut nge-vote, tapi gak bisa-bisa, Pak ๐
Hmm… ternyata Pak Sugeng memikirkan hal ini sampai jauh kesana ya… Semoga gak ada hal buruk yang terjadi kelak ya, Pak… ๐
1. thank dah mampir…n kasih komentar di postingan tentang komunitas blogger madura
2. soal komodo, semoga aja jadi salah satu dari ke-7 keajaiban dunia. amin ya robbal alamin
ooh..begitu yah.. wawasan saya makin bertambah nih, ada sudut pandang berbeda di tengah maraknya dukungan pada pulau komodo…ada benarnya juga pak..
tapi kok kemarin saya nonton di tipi bapak mantan wapres ikut-ikutan nyuruh kita kirim sms dukungan buat pulau komodo yah?
Ya menurut aku paling gak karena vote2an ini pulau komodo lebih terkenal dan banyak wisatawan lokal yang mau pergi kesana yak mas ๐
Asing tidak selalu buruk, Bung. Jangan terlalu sempit begitu. Jujur sajalah, sebelum rame-rame komodo ini berapa banyak sih penduduk Indonesia yang tahu tentang komodo? Dimana letak Pulau Komodo, berapa persen penduduk Indonesia yang tahu? Lebih jauh lagi, berapa banyak wisatawan domestik yang mau berkunjung ke Pulau Komodo? Fakta yang menyedihkan, di saat orang luar negeri ramai-ramai kagum dan mengunjungi Indonesia, orang Indonesia justru lebih memilih liburan ke luar negeri dengan alasan gengsi.
Paradigma ini yang coba diubah dengan kampanye menudkung komodo. Kalah-menang bukan soal, yang penting penduduk Indonesia lebih mengenal komodo yang sudah hampir punah ini.
Salam perdamaian.
Vote2an itu kayaknya bukan jaminan mas, semua bisa direkayasa. Lagian, suara terbanyak itu belum tentu yang terbaik. Harusnya tentukan saja berdasarkan kriteria2 tertentu jangan berdasarkan vote.
Ketik reg spasi KADAL…
Kirim ke Komodo…
ga ikutan sms, pelit soale hahaha
kunjungan dan komentar balik ya gan
salam perkenalan dari
http://diketik.wordpress.com
sekalian tukaran link ya…
semoga semuanya sahabat blogger semakin eksis dan berjaya.
kalau saya bilang ga perlu vote mas…karena kita belum siap menerima turis2
saya seendapat dengan anda..beberapa hari yang laluu, saya mendapat info, katanya indonesia disuruh membayar 35 juta dollar AS atau setara denganRp 298,7 miliar, bila ingin menyelenggarakan acara itu disini..
bayangkan dengan uang segitu banyaknya hanya dipakai untuk membangun citra, bukan malah memperbaiki pendidikan dan kesehatan..
percuma kita terkenal diluar, kalau dalam negeri berantakan..
Bung, masalah tuan rumah pengumuman pemenang kontes ini sudah selesai dengan penolakan Menteri Pariwisata saat itu. Ini dua hal yang berbeda, menjadi tuan rumah yang diminta membayar biaya yang dianggap terlalu banyak, dengan mendukung komodo. Sama sekali tak ada sangkut-pautnya.
“percuma kita terkenal diluar, kalau dalam negeri berantakan.” Coba lihat Argentina, Kamboja, dan negara-negara lain yang maju pesat dalam bidangnya masing-masing setelah punya sesuatu untuk ‘dijual’ kepada masyarakat internasional. NTT merupakan wilayah miskin, gerakan ini sedikit-banyak bakal membantu meramaikan NTT, khususnya Pulau Komodo.
Salam perdamaian.
Layanan voting melalui SMS hanya tersedia untuk negara-negara berikut: Australia, China, Prancis, Jerman, Yunani, Italia, Yordania, Rusia, Spanyol, Inggris Raya, Amerika Serikat, India, Meksiko, Chile, Peru dan Brazil. Ada yang bisa melihat korelasi antara daftar ini dan keajaiban dunia yang menjadi โpemenangโ?
Alasan lain bisa dibaca di http://kelanakota.suarasurabaya.net/?id=efb4672ddc4a25845af4d855d2042cee201199016/ ada faktor fulusnya.
Dan di http://kelanakota.suarasurabaya.net/?id=efb4672ddc4a25845af4d855d2042cee201199009/ Komodo sudah masuk warisan dunia meski tanpa campur tangan new7wonders.
Saya dari dulu ndak suka mafia pariwisata, jadi bagian ini saya juga ndak mau ikut campur, aneh kok malah banyak pejabat berkelas yang mendukung, sungguh aneh :|.
.
Suatu analisa yang baik Mas dan cukup dalam. Semoga kita semua dapat memberikan solusi yang terbaik untuk bangsa ini dengan hal yang lebih baik lagi ya Mas dalam suatu tindakan nyata
Sukses selalu
Salam
Ejawantah’s Blog
Wah bener juga mas…
Kalo aku sih emang males vote komodo *kabuuurrr*
owh, ternyata seperti itu ya Om. Saya nggak pernah ikut2 ngevote sih sejauh ini, apalagi acara2 di Tipi kan sayang pulsanya ๐
Bagi saya siii tidak ada salahnya mendukung.. ๐ Lagian karena heboh itu, banyak masyarakat Indonesia jadi kenal pulau Komodo.
Tidak berniat mendebat yah..
Jd bagaimana enaknya? Hehe
Saya ndak ikutan vote ๐
terkait dengan maraknya promo SMS akhir2 ini, banyak yang berpendapat bahwa apa sih susahnya, apa sih salahnya mendukung mikik kita ke kontes internasional? kan gratis? kan cuma satu rupiah? kan bangga milik kita diakui internasional? dlsb dlsb…
nggak sadar bahwa rasa nasionalisme-nya telah dipermainkan…
#prihatin
Sebuah sudut pandang yang menarik, tapi kalau ending-nya menyebut gerakan vote komode sebagai sebuah kesia-siaan rasanya kok tidak bijak ya, Bung. Coba ambil sisi positifnya, dengan adanga gerakan vote komodo ini bangsa Indonesia bersatu padu mempromosikan daerahnya. Yang lebih penting dari itu, bangsa Indonesia ikut merasa bangga dengan kekayaan alamnya. Jujur saja diakui. seberapa banyak sih penduduk Indonesia yang tahu tentang komodo sebelum aksi vote komodo ini marak? Sedikit sekali, Bung.
Peduli setan new7wonders cuma mendompleng Unesco, kalau kita bisa mengambil manfaat dari situ, mengapa tidak? Toh, pemerintah nyatanya selalu saja tidak mampu mempromosikan potensi alam di negerinya sendiri. Terlalu sibuk bagi-bagi jabatan dan kekayaan. Kalau ada sarana lain yang bisa dimanfaatkan, meski itu lembaga swasta, kenapa tidak dimanfaatkan?
Oya, soal privatisasi Borobudur, area candi itu sekarang dikelola oleh sebuah PT yang juga mengelola Prambanan. Asal tahu saja, PT tersebut disupervisi pemerintah melalui badan arkeologi dan peninggalan prasejarah. Kebetulan saya dulu sempat lama ‘berkantor’ di Candi Prambanan.
Salam kenal.
analisis mas sugeng saya apresiasi. itu malah bagus sebagai penyeimbang. meski demikian, saya masih terusik juga ketika peristiwa tahun 2007, borobudur, danau toba, atau anak krakatau akhirnya tidak lagi mendapatkan legitimasi dunia lantaran minimnya promo dan dukungan dari bangsa sendiri. tulisan2 di media yang mem-blow up tentang tidak diperlukannya dukungan terhadap komodo karena “dicurigai” dipermainkan pihak asing, bisa jadi sikap generalisasi yang berlebihan. saya justru menyayangkan penguasa yang seharusnya menjadi “pionir” utk mempromosikan aset wisata ke pentas dunia justru terkesan skeptis dan masa bodoh, sehingga terpaksa ada pihak swasta, termasuk pak JK sbg duta komodonya, utk menyelamatkan komodo yang secara riil telah menyajikan pesona dan layak diakui keberadaannya sbg wisata alam yang menyimpan “kekayaan” luar biasa. saya pun amat sadar dan ikhlas mengetik: KOMODO dan mengirimkannya ke 9818. entah sudah berapa kali saya kirim, apalagi hanya Rp1,00 per sms. terlepas nanti dipermainkan asing atau tidak, ini merupakan salah satu bentuk sumbangsih saya terhadap aset bangsa meski bisa jadi saya termasuk orang yang naif juga dari sisi yang berbeda. salam dari kendal, mas sugeng.
saya lebih suka menyebutnya vote komodo sebagai eksploitasi rasa nasionalime suatu bangsa..n7ws sebagai penyelenggara tidak pernah memperoleh mandat dari siapapun untuk melakukan hal ini…
n7ws tak lebih seperti EO,mengompori suatu bangsa atas property yg miliki,kemudian mendorong untuk memiliki dengan jalan vote melalui shortcut numer premium,memang sekarang tarifnya hanya Rp1,-,tapi apapun itu tetaplah eksploitasi oleh bangsa asing..ketika tarif vote masih di angka Rp.2000,-..pernahkan saudara berpikir kemana larinya uang itu?
uang masuk ke LSM asing,bukan di berikan kepada pulau komodo sebagai langkah save komodo atau konservasi pulau komodo,kita hanya di takut-takuti,kemudian di keruk uangya,sementara uangnya tidak di kembalikan kepada kita..
mekanisme vote juga nggak jelas,hanya berdasar jumlah sms yg masuk,1 nomor bisa mengirim 1000 vote,mekanisme yg aneh jika kita mash memakai akal sehat..
Layanan voting melalui SMS hanya tersedia untuk negara-negara berikut: Australia, China, Prancis, Jerman, Yunani, Italia, Yordania, Rusia, Spanyol, Inggris Raya, Amerika Serikat, India, Meksiko, Chile, Peru dan Brazil. Ada yang bisa melihat korelasi antara daftar ini dan keajaiban dunia yang menjadi โpemenangโ?
ada atau tidaknya kontes ini,[saya lebih senang menyebutnya sebagai kontes oleh EO,karena n7ws bukan lembaga kredibel] pulai komodo tetap menjadi warisan budaya dunia yang tiada dua,hanya satu yg bisa memusnahkan pulau komodo,bangsa Indonesia sendiri…
dan lebih parahnya lagi,Jusuf Kalla ikut memprovokasi vote komodo,tapi tdk pernah transparan tentang larinya hasil vote [duit]..saya masih orang Indonesia,cinta Indonesia,tapi otak saya masih waras,otak saya masih menolak eksploitasi oleh bangsa asing dgn cara apapun…
memang atau tidak menang,pulau komodo tetap membikin saya bangga sebagai bangsa Indonesia…
pada intinya saya setuju dengan narablog “tolak vote untuk pulau Komodo”
setuju sekali dengan analisa anda yg tajam.jarang2 lho ada org yg berpikir begitu.ujung2nya neo koloanilisme
test askimet,daripada terlanjur koment panjang ternyata di kerjain satpam?
sya dari awal juga sbnrnya sudah ragu….koch mau masuk 7 wonders ajj pke segala vote via pulsa (walau hnya Rp 1)….ini khn berarti msuknya krn duit ! Masak sich P Komodo mau masuk 7 wonders aja harus ngasih upeti dulu ๐ฆ
sedikit membuak.. wajar jika otak saiia tambah pusing.. saiia setuju sama mbak imelda di awal komen.. tapi pak sawali juga bener.. baru satu sii.. sampe saat nii masii nunggu orang2 atasnya dulu kali iia ๐ฆ
tapi kan sby juga udah ?!!?! ๐ฆ
saya gak ikutan vote,, cuma ikutan posting aja sebagai tanda peduli,, ahhaha..
Salam dari saya.,
saya tidak ingin menyalahkan pendapat anda, tp saya ingin m’beri sdikit pencerahan.,
.
pulau komodo it sudah diakui sebagai aset warisan dunia. Ibarat pepatah m’ngatakan: “kalau emas jika ditempatkan dimana saja maka tetaplah emas, tapi semakin tersembunyi emas itu, mka semakin sedikit org yg dpt melihat keindahannya.”
.
Ibarat seorang pedagang yg ingin memperkenalkan produkny pd org lain, tentu ia akan berusaha utk mempromosikan produkny it., baik dgn usahany sendri ataupn dgn merekrut pegawai.
.
Saya tidak mengatakan bahwa pulau komodo itu adalah “dagangan”. Kita perlu mempromosikan komodo agar tidak menjadi “emas yg tersembunyi”. Dan pulau komodo adalah ‘barang yg besar’, ibarat pedagang maka ia memerlukan pegawai utk mempromosikanny. Dan seharusny yg melakukanny ialah pemerintah., namun pemerintah sendiri tdk bgitu peduli., mka jgn salahkan jka swasta mengambil alih.
.
Dan satu lagi mengapa kita perlu menvote pulau komodo:
tentu ada kandidat lain yg memiliki keindahan/keajaiban, mka dgn vote yg diberi oleh rakyat Indonesia akn menambah nilai lebih untuk pulau komodo.
.
Jika masalah penyelenggaranya yg merupakan pihak swasta., sya kira it tdk lah masalah krn selama ini toh mereka yg menentukan 7 keajaiban dunia.
.
Kita sbg bgs Indonesia akn selalu menganggap bahwa pulau komodo merupakan keajabain meski tdk tertulis sekalipun, tp bukankah akn lebih membanggakan jika pulau komodo dpt menjadi “emas” yg keindahnny dikenal oleh org di seluruh dunia., hal-hal spt inilah yg dpt membuat negara kita ini berkembang.
.
Masalah penyelenggaraan pzti ada saja pihak yg menuai untung, kita tdk dpt mencegah hal itu, toh kita sendiri tdk di rugikan.
Terkadang kita harus merubah pola pikir kita, salam. ๐
wah saya malah ga kepikiran sampe ke situ , saya cuma ikutan vote doang tanpa berpikir.
saya sebenarnya juga heran.. apa hubungan kita kirim sms untuk vote dengan pemilihan new 7 wonder. padahal posisi kita kan sebagai “peserta”, bukan “juri”. Nah kalau soal sms pendukung penyanyi yang lomba2 itu saya juga nggak terlalu konsen soal itu. bener juga kata mas sugeng yah.. apakah pengiriman jumlah sms itu benar2 menjadikan nilai dukungan? karena bsia saja pemenangnya didapat karena pemilihan juri dan bukan karena jumlah sms.
saya juga ikutan bingung pak:)
Ning pernah dapat SMS vote2 itu, tapi belum sempat2 euy.
Hmmm… Indonesiaaa, Indonesiaaa…
Yang salah dari awal apanya sih? Kok knp jd semrawut kayak ini…??? ๐ฅ
saya mulanya ikut ikutan mempromosikan, tapi kok sekarang saya jadi bimbang, so saya stop ikutan promosi dan vote ๐
Kita semua hanya bisa berharap Pulau Komodo dapat di kenal di seluruh penjuru dunia.
vote untuk membuat komodo masuk 7wonders
kalo dah masuk, ntar makin terkenal
sekarang seeeh udah terkenal
setuju pak, seharusnya bukan kita yang vote, tapi masyarakat luar indonesia
wah iya juga ya, transparansi informasi masuk kemana sms ini atau deadline juga saya gg tau ya tapi main sms aja #duh
yak saya setujaah, tanpa embel2 keajaiban dunia pun komodo emang keajaiban dunia, sesuatu hal yang jelas gg perlu diperjelas lagi kalau hanya merupakan “kepentingan” ya
Saya setuju dgn pendapat Ivan, asalkan keuntungan dari terpilihnya komodo menjadi milik bangsa Indonesia ya.. Semoga saja ๐
Saya juga masih tak mengerti teknis vote ini , meskipun tinggal sms tapi banyak hal yg kurang transparan, dan saya rasa vote begini kurang kerjaan, apa tidak ada cara lain yg lebih efisien gitu ya?
Wah pemikiran yg menarik dan tidak biasa… meskipun kalau dilogika ada benarnya juga…
Aku sejauh ini baru nge-vote satu kali.
Saya membacanya mulai dari tulisan sampek ke komentar komentarnya Mas, tak sikat kabeh..
Menarik, ada banyak sudut pandang di sini. Pada intinya semua mencintai negeri ini, dan memberikan rasa cintanya dari berbagai sisi..
Salam Merdeka…!
iya juga yah. apa bener ini salah tau pertimbangan. buat saya asal kan jangan sampai bentuk nasionalisme kita disalah gunakan
mantap sekali mas sugeng analisis nya. sama seperti mas Bro tuh, saya baca analisnya sampai ke komen komen nya. karena saya salah satu masyarakat yang termasuk tertipu juga main nge-vote vote tanpa pikir panjang dulu. betul juga seperti komen mbak imelda. harusnya yang vote kan orang luar ya. tuan rumah mah gak perlu vote vote segala.
semoga gak kejadian komodo dikuasai pihak asing dan dikomersialisasikan..amin..
ya emank benar
tpi gw gak terima kalo malaysia yang msuk ..
masa Kadal air raksasa kyak Biawak Gitu jdi 7 keajaiban?
dianggap apa kita ?
MIKIR donk
dhe udah ngirim satu kali pak.. jadi ragu mo ngirim lagi..
Lama tidak silaturahim ke sini. Semoga mas DSugeng sehat selalu.
Saya gak usah ngikut nge-vote saja.
Bagaimana kalau kita bikn saja sejuta postingan tentang komodo, syukur bisa lebih sejuta..mbah google pasti juri yang adil… intinya kita semua suka kekayaan alam kita
Sedih negara ini dikadalin terus sama pihak asing…. ๐ฆ
haduh bingung, dah terlanjur vote juga hehehe..
Wah saya baru tahu ada sudut pandang yang berbeda terhadap kontes ini.
Dari awal saya sudah tidak interest dengan vote komodo ini, karena saya memang tidak punya informasi yang cukup tentang untuk siapa, oleh siapa, untuk apa dan lain-lainnya. Saya tidak mau asal ikut-ikutan.
Banyak teman-teman yang saya lihat kemungkinan ikut menyebarkan informasi untuk vote komodo (padahal belum tentu dia ikut vote) karena sekedar ikut-ikutan saja.
kemarin katanya gratis, dapat info dari temen blog sih..katanya ngirim sms ga bayar..eh, sekarang udah bayar Rp 1
gimanapun, tetep vote dah buat komodo.
Satu tujuan Bisnis!
Satu motif baru selain penipuan via sms!
Satu kebohongan besar!
Kira2 seperti itu, toh bule juga ngga begitu interest dengan komodo. Katanya tkut dicaplok ๐
Mending ke Raja Ampat
malah saya sudah ikut vote mas,setelah baca artikel mas ini bener juga ya ngapain kita vote…
nice info!
Masalahnya, sudah terlanjur banyak siaran TV dan berita yang menyarankan para penonton untuk mengirim sms vote untuk komodo. Mereka (dan saya sendiri) jadi bingung, “Lha katanya tidak resmi, tapi kok ajakan itu masih sering diputar di TV ya?”
iya mas, mengapa ini terus dibiarkan?
sebenarnya saudara-saudara semua tidak usah mengambil sisi negatif dr hal-hal untuk mengirimkan sms semacam itu.. apakah anda tidak bisa berpikir positif tentang apa yang kita dapatkan jika saja kita membantu komodo utk menjadi salah satu dr new7wonders.. coba anda pikir apabila komodo bisa menjadi salah satu dr new7wonders maka pariwisata Indonesia akan naik, wisatawan mancanegara akan lebih banyak mengetahui secara detail tentang kekayaan yang Indonesia miliki..
anda tidak bisa terus menyalahkan para pemimpin Indonesia mengenai hasil voting atau semacamnya..
apakah anda tidak miris melihat diri anda sendiri kalau Rp 1 rupiah saja anda tidak bisa sumbangkan buat komodo dan saudara2 kita di pulau komodo..dengan adanya komodo maka mereka bisa meningkatkan pariwisata di sana…
YANG PERLU ANADA TAHU, SAYA AJA SUDAH SERING SMS DAN TIDAK PERNAH TERPOTONG SEPESERPUN, TERGANTUNG OPERATOR ANDA APAKAH SUDAH BEKERJA SAMA DENGAN PANITIA PENYELENGGARA ATAU TIDAK..
kasihan saya melihat smua orang yang terus berkomentar negatif.. kapan anda bisa bekembang kalau pikiran anda sendiri saja anda tidak bisa kembangkan.. menyalahkan pemerintah, tapi apakah anda sendiri merasa benar?? kenapa anda tidak coba saja menjadi seseorang yang memimpin negara ini?? agar anda tahu bagaimana kalau anda ada di posisi mereka..
jadi tolong berusahala berpikiran positif..
have a nice day all..
suatu analisa yang bagus mas, benar2 saya dah ketipu dgn vote itu.
salam kenal ya mas skalian tukeran link ya….
Menarik sekali pandangan anda, Gan, walaupun saya kurang sependapat. ๐
Apakah Pulau Komodo sudah dikenal dunia? Ya. Saya yakin sudah, tapi apakah Pulau Komodo sama terkenalnya dengan kandidat lain seperti Colloseum Roma atau Grand Canyon Amerikar? Tidak, Gan. Rasanya tidak. Kalau Bali, ya. Bali bahkan lebih terkenal dibandingkan para kandidat di atas. Saya ingin Pulau Komodo sehebat Bali.
Anda katakan bahwa pemenang kontes tidak bisa mengembangkan diri karena terikat kontrak. Apakah menurut anda Pulau Komodo yang sekarang sudah berkembang pesat? Pulau Komodo dan pulau-pulau lain di sekitarnya adalah sekumpulan desa tertinggal yang sepertinya tidak akan pernah maju tanpa sentuhan tangan asing. Sejak ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia oleh Unesco tahun 1986, pemerintah sudah mencoba untuk mengelolanya sendiri hingga sekarang. Sudah 25 tahun berlalu tetapi tidak ada kemajuan yang signifikan. Tidak ada salahnya kita memanfaatkan tenaga asing yang profesional.
Jika Pulau Komodo menang, itu artinya Pulau Komodo memang terikat kontrak sekian tahun dengan New7Wonder. Corp. Tetapi bukan berarti N7W itu akan duduk santai menerima bagi hasil dari Pulau Komodo selama bertahun-tahun. Mereka harus bekerja, Gan. Mereka harus mempromosikan Pulau Komodo ke seluruh dunia. Mereka harus mencarikan sponsor. Dan mereka harus membangun berbagai fasilitas di Pulau Komodo supaya layak didatangi turis mancanegara. Itu berarti (harapan saya) sejumlah lowongan pekerjaan baru bagi masyarakat Nusa Tenggara.
Mengenai penggunaan SMS untuk menentukan 7 keajaiban dunia yang baru, saya rasa itu bukan ide yang bodoh, Gan. Karena besarnya jumlah sms pada kandidat tertentu itu menunjukkan potensi pasar yang dimiliki kandidat tersebut. Walaupun pada prakteknya cara tersebut menjadi tidak afdol karena setiap orang bisa mengirimkan ratusan SMS menggunakan ponsel yang sama. ๐
Tetapi kecuali kita menemukan ide yang lebih baik, yang selama 25 tahun ini gagal ditemukan oleh pemerintah untuk memajukan Pulau Komodo, sebaiknya kita terima aja cara ini. ๐
mereka lebih nyaman daerah atau kawasannya sepi kayaknya deh… kalau untuk menjadikan komodo seperti bali menurutku gak tepat.. karena beda konteks..
Terima kasih atas masukan nya mas Nando, sengaja saya jawab secara diskusi bersama mas Meedjo gak mengurangi makna jawaban nya kan ๐
mas Nando sudah yakin kalau Komodo sudah terkenal meski tidak dan belum menang di new7wonders, itu bagiku sudah bagus.
Apakah mas Nando setuju dengan cara-cara pemilihan pemenang berdasarkan SMS โ kalau tidak afdol, kenapa masih kita dukung ๐ lain lagi kalau memilih itu berdasarkan kreteria yang harus dipenuhi oleh nominatornya.
Terus mengenai promosi yang telah dilakukan oleh lembaga new7wondres terhadap Komodo, dimanakah bisa kita lihat promosi tersebut โ
Malah yang saya lihat semua gembar-gembor itu dilakukan oleh kita sendiri. Dan kalau sampai 25 tahun tanpa ada kemajuan untuk Komodo, ya itu salah kita sendiri dan berarti promosi yag kita lakkan memang kurang maksimal. Maksudku yan kita sendiri lah (pemerintah) yang mengusahakan promosi itu secara gencar dan bukan malah mendukung pembodohan kepada masyarakat lewat SMS. Yang saya tahu keuntungan SMS itu tetap saja dibawa oleh KADAL asing ๐ฆ
Makasih mas Nando atas kunjungan nya ๐
analisa yang keren pak, setuju banget dengan pendapat dan analisa anda, uang sms di kemanain tuh?? dibagi – bagi Operator, Penyelenggara SMS Premium, 7wonders, sekarang hitung2an kasarnya kurang lebih 430.000.000 jumlah penduduk indonesia, apabila tiap 1 orang mengirim 1 sms , alamak sudah berapa juta yang masuk kantong, blm lagi 1 orang ada yang mengirim 10, 20, atau bahkan 100 sms, Bener – bener bisnis yang menungtungkan dan menggiurkan. Pulau komodo sebenarnya sudah terkenal tanpa kita ngikut vote2, malahan kalau semakin banyak pengujung yang kesono bukankah mengganggu kenyamanan hidup komodo.. mereka binatang hutan perlu ketenangan juga..
‘sejumlah lowongan pekerjaan baru bagi masyarakat Nusa Tenggara’… sya suka komen pak nandobase.. sangat lebih arif daripada sibuk mempermasalahkan Rp 1 yg dikalikan berapa kali ketik tgn kita tetap tak merugi sama sekali..
suka atau tidak vote komodo meningkatkan persatuan bangsa indonesia.. bagaimana bangsa kita bisa maju kalo hanya meninggikan rasa curiga.. protes dan kawan2nya itu..
terkadang tidak ada salahnya melihat keluar yg penuh berbagai konflik, intrik dan banyak hal yang tidak terduga tapi tetap ada satu cercah harapan.. daripada duduk manis yang tentu saja tidak menghasilkan apa apa..
terlalu waspada atau buruk sangka?
uang mah serahin ama yang di atas kalo iya di selewengin ada balesanya .toh per anda 1 rpnya aja ga rugi kan? kalo ngomongin uang kemana kenapa anda tanya tanya .apakah anda mau jadi penyelenggara vote sms ini?
terimakasih ulasannya. yang perlu dijernihkan di sini adalah bahwa acara kontes ini, murni pencarian keuntungan dari lembaga penyelenggara (perusahaan kecil dari swiss yang bahkan kantor fisikpun tak punya).
hal yang lain adalah kalaupun kita menang, efeknya bisa dibilang tidak ada. kebetulan priyadi di blognya, priyadi.net sudah membuat analisa statistik peningkatan turis ini. silakan lihat data-data yang terpapar di sana.
hal yang kedua, silakan lihat kontrak antara pemerintah maldives dengan new7wonders. bisa dicari di internet. di sana disebutkan bahwa meskipun kita menang, kita tidak boleh menempelkan label “pemenang new7wonders” kecuali kita membayar lisensi ke new7wonder. ini benar-benar perampokan uang.
dan yang tak kalah pentingnya lagi, efek terhadap komodo. silakan baca pendapat peneliti komodo, putra asli indonesia, yang sudah menggeluti dunia komodo sejak puluhan tahun lalu. beliau juga yang mendirikan yayasan pelestarian komodo. ada di detik kalau tidak salah, silakan cari arsipnya.
jadi, kontes ini siapa yang diuntungkan? yang jelas bukan rakyat indonesia, bukan pulau komodo, bukan pula komodo-nya sendiri. tetapi perusahaan asing tadi dimana dia mendapatkan revenue besar selain dari sms yang masuk juga dari lisensi-lisensi yang harus dibayar.
alasan: kontes ini mempersatukan bangsa, saya pikir terlalu berlebihan. yang terjadi justru devide et impera, dimana nasionalisme dikangkangi kepentingan asing, sementara rakyat yang peduli justru dianggap tidak nasionalis.
alasan kontes ini memajukan pariwisata, itu hoax. tidak ada data signifikan.
Hmm… That makes sense…
Setelah saya membaca tulisan ini, saya jadi bertanya-tanya tentang kajian seperti apa yang sudah dilakukan oleh Kementrian Pariwisata. Padahal dulu sempat beredar kabar bahwa kita akan mengundurkan diri dari keikutsertaan new7wonders ini karena alasan ketidakprofesionalan panitia penyelenggara. Tapi kok jadi ikut lagi? dan malah lebih bersemangat…
Saya kira terlalu banyak hal yang berpotensi untuk diperdebatkan oleh kita sebagai suatu bangsa. Tulisan yang mencerahkan…
Tadi malam saya nonton TVOne tentang kontroversial nya vote ini, Pak. Setelah membaca tulisan Pak Sugeng otak saya yang mampet ini langsung lancar lagi ๐
Padahal saya udah sempat minta suami untuk ikutan vote. Untung dia nggak mau.
Thank you atas pencerahannya Pak Sugeng.
sepertinya takut atau kasarnya phobia komersialisasi. hehehe…. (peace mas….)
makanya, sebelum dikomersialisasi, kita optimalkan kemanfaatannya….
masalah vote, itu media promosi…. tidak semua harus transparan, ambil manfaatnya saja…..
jangan permasalahkan vote, persatuan lebih penting…
jika yang pro dan kontra dengan vote terlalu diperdebatkan, bubar saja negara ini….
silakan yang mau vote, kirim. yang ga mau ga usah. promosi boleh, tapi jangan saling memprovokasi dan menyudutkan.
saya bukan bagian dari dua kelompok….
Mending buat vote melalui sms setuju/tidak koruptor di hukum mati/penjara seumur hidup.
SoaL komodo gak ada salah nya kita mendukung krn itu bagian dari nasionaLisme,andaikan terpiLih pemerintah hrs bs membuat manfaat utk masyarakat sekitar bahkan seLuruh rakyat RI.
kalo kata saya sih ga ada ruginya lagian vote juga cuma 1 rp ko. lo pada punya pulsa goceng juga masih nyisa banyak ya anggap 1 vote aja itu loyalitas ke indonesia mau uangnya kemana gapapa lah niat kita yg penting .lagian ga rugii juga ngeluarin pulsa 1 rp apalagi sekarang udah jadi gratis.
silahkan baca ini:
http://id.berita.yahoo.com/misteri-new7wonders-034500398.html
Benar juga yaa.. tanpa masuk new7wonders pun, komodo sudah termasuk keajaiban dunia. Jadi ngapain repot2 dan buang2 duit untuk memasukkan komodo dalam daftar 7 keajaiban dunia.
Mdh2an pemerintah tidak permainkan nasionaLis yg kita miLiki maLah harus nya mereka bangga!
Semakin asyik saya menyimak dalam kajian dalam komentar di artikel ini. Hal ini menyadarkan kepada kita semua bahwa kita masih memilki suatu integritas untuk negeri ini rasa cinta dan persatuan untuk kemajuan bersama.
Semoga hal ini tidak menjadi hanya pemanfaatan bagi suatu golongan minoritas tanpa berdampak nasionalitas negeri ini.
Sukses selalu
Salam
Ejawantah’s Blog
Menurut saya juga begitu, Mas. ๐
Pulau Komodo kan pulau yang unik. Satu2nya pulau di dunia yang memiliki keturunan “naga” alias dinosaurus saat ini. Jadi, otomatis penduduk dunia kalo mau melihat dinosaurus pasti ke indonesia, kan? Harusnya gak usah masuk ke New7Wonders pun tak masalah, karena keunikan P. Komodo ini (satu2nya di dunia). ๐
Tinggal pemerintah dan pihak terkait aja yang harus gencar2 memromosikan Komodo di event2 wisata internasional. ๐
Jangan lupa perbaikan infrastruktur dari dan ke Pulau Komodo.