Yang terpenting adalah bagaiman kita bisa menjalani dengan rasa syukur dan bisa menikmati tanpa membuat gundah gulana dalam hati
Setelah sekian lama akhirnya ada juga kesempatan untuk mengerakan jari jemari diatas keyborad lagi. Padahal sekarang sehari-hari diri ini juga selalu berhubungan dengan keyborad. Saking seringnya interaksi dengan keyborad di tempat kerja, diri ini sampai negh kalau melihat deretan huruf dan angka QWERTY.
Memang sudah sedari awal tahun ini diri ini mendapat job baru yang mengharuskan selalu berhubungan dnegan keyborad di tempat kerja dan saat diluar kerja (rumah) untuk mengirim laporan. Kalau yang di rumah sih tidak terlalu membuat “nafsu” ngetik berkurang karena diri ini niatkan sekalian online dan bisa jalan-jalan di dunia maya. Tetapi yang di areal kerja ini yang membuat selera online ku berkurang banyak bahkan sirna. 😦
Diri ini gak habis pikir, bagaimana caranya sahabat blogger bisa membuat postingan yang idenya diambil dan dibuat di tempat kerja. Karena diri ini pernah mencoba berhadap-hadapan dengan PC dan netbook di tempat kerja (dan diselingi dengan berbagai macam file dan kertas kerja disana-sini), ada ide untuk bahan postingan namun saat akan merubahnya menjadi deretan huruf, kata dan kalimat, dipaksa tetap saja tidak bisa menuliskan satu katapun. Asem !!!
Terus terang saja, diri ini orang lapangan, namun saat ini dipaksa untuk menjadi orang kantoran. Belajar tentang administrasi, acaounting serta manajemen secara curi mencuri ilmu dari melihat dan bertanya pada teman. Padahal seratus persen diri ini orang tekhnik yang senangnya bergerak bebas di lapangan. Dan sekarang, tangan ku jarang kotor karena terkena olie dan grease (gemuk) kotornya karena terkena debu di meja dan di antara tuts keyborad.
Dulu pernah diri ini mendapat promosi untuk menempati posisi yang mengharuskan setiap hari datang pagi, duduk manis di depan monitor PC dari pagi sampai sore pulang kerja. Dan tanpa pikir panjang lagi, promosi itu diri ini tolak secara halus (dan ekstrem) dengan mengatakan “ bisa saja job itu saya lakukan dan saya yakin bisa namun akan bertahan berapa lama ?? karena hal itu cuma saya paksakan karena memang bukan tipe ku untuk bisa duduk manis seperti itu”. Tapi tolakan itu aku lakukan sekitar 5 tahunan yang lalu. Namun sekarang, …… diri ini tidak bisa menolak dan terkesan memang di paksakan untuk ku.
Dan seperti malam ini, diri ini hanya bisa menjalani saja tanpa bisa menolak dan tidak bisa menolak. Karena semua mengalir sesuai dengan alurnya tanpa bisa di cegah dan ini memang sudah jalan Nya untuk ku. Sekuat apapun diri ini mencegah dan menolak sebuah kepastian dari Nya, kalau sudah waktunya ya kahirnya datang juga. Yang terpenting adalah bagaiman kita bisa menjalani dengan rasa syukur dan bisa menikmati tanpa membuat gundah gulana dalam hati.
Terima kasih ya Rabb atas rejeki dan nikmatmu ini.
-8.560188
115.142352