aku meminta orang lain untuk menilai bagaimana tulisanku ini
Sudah beberapa kali dalam sebulan terakhir ini saya menulis dengan tag kontes. Dari kontes yang diadakan di dunia maya ini maupun di dunia nyata. Dari tulisan saya itu banyak komentar yang mengatakan “Semoga sukses dengan kontesnya”, “Semoga menang dalam kontes ini” dan komentar sejenis ini sering kali masuk saat tulisan berlabel kontes itu ku buat. Mestinya tidak ada beban saat tulisan itu dibuat, namun saat ada komentar seperti itu (dan sejenisnya yang senada) koq sepertinya ada beban yang di panggul.
Padahal niatan awal saya untuk membuat tulisan itu selain sebagai jawaban atas tantangan juga sebagai jalan untuk penyaluran potensi diri. Karena kegiatan menulis yang ngocol ini sudah sering aku lakukan sejak masih duduk di bangku SMP namun medianya masih berupa buku diary. Sampai aku bekerja dan merantau di Bali tetap saja aku lakukan. Hitung-hitung dari awal senang menulis di buku diary sampai aku berumah tangga sudah menghabiskan 4 atau 5 buku. Tapi jangan di kira buku diary ku itu memang buku diary khusus. Tapi hanya buku garis biasa yang tebalnya hampir 2cm. Jadi satu buku bisa bertahan sampai 2 tahun lebih. 😎
Tapi sayang semua buku diary ku itu tidak privat dan confindensial lagi karena saat aku kerja buku-buku itu dibaca oleh istriku. 😆 Untungnya aku gak menulis yang jelek-jelek, jadinya meski sering dibaca, istriku malah senang dengan semua tulisan ku. Saat aku mempunyai PC sekitar tahun 2004, langsung aja medianya aku rubah menjadi tulisan di worpd dengan diberi password. Dan ini bertahan sampai sekarang karena istriku tidak familiar dengan urusan ketik mengetik di PC tahunya cuma make calkulatornya dan games.
Kembali pada topik judulku diatas, masalah kontes-kontesan yang sedang saya ikuti. Bagiku dalam mengikuti acara kontes itu adalah sebagai media sumbang saran ku untuk dunia tanpa batas ini meski kadang saran yang aku berikan hanya berupa permasalahan yang sering menimbulkan masalah baru lagi. Juga sebagai sarana untuk menempa diri agar bisa eksis di dunia blogosphare. Jadi masalah menang kalah itu merupakan masalah ke enam setelah pancasila. Dengan seiringnya ikut dalam kontes semacam ini bisa semakin manambah kepekaanku dalam menatap fenomena yang ada.
Namun ada juga kendala yang membuat diri ini sedikit merasa negh dan meriang kalau ada kontes yang mengharuskan memasang link di setiap kata / kalimat yang merujuk pada satu URL Meriangnya (baca: malu) ini terutama pada para sahabat blogger yang mampir karena tulisan nya akan full link dan terkesan dipaksakan.
Maafkan diriku wahai sahabat blogger, ….. 😦 bukan maksud hatiku untuk memasang perangkap dan splogging. Semua itu kulakukan dengan sadar namun bukan bermaksud menjebak karena yang kutahu sebelum mengklik tautan yang tersimpan di balik kalimat tersebut, sahabat blogger pasti tahu akan dibawa kemana. Karena link tautannya tidak saya blur kan dan biasanya ada dibawah perambah / browser kita. Tautan yang terpasang itu merupakan satu syarat kalau kita ikut dalam kontes-kontesan itu. Dan lagi dengan ikut dengan kontes itu aku sebenarnya meminta orang lain (juri yang sudah ahlinya dalam bidang tulis menulis) untuk menilai bagaimana sebenarnya tulisan ku ini. Sekedar tulisan yang ngawur atau memang layak untuk di kategorikan sebagai tulisan yang bermutu dari segala segi nya. Sekali lagi maafkan diriku sahabat.
P.S: Tulisan ini bersih dari backlink 😆
kalau postingan yang full link kayaknya akan nyangkut2 bila di baca di hape…
Saya malah sampai sekaranf tulisannya masih awut2tan..sekedar menulis saja
(Maaf) izin mengamankan KEDUAX dulu. Boleh, kan?!
Saya malah gak pernah ikutan kontes kecuali beberapa kontes-kontesan hajatan para sahabat blogger saja.
(Maaf) izin mengamankan KEDUAX dulu. Boleh, kan?!
Saya malah gak pernah ikutan kontes kecuali beberapa kontes-kontesan hajatan para sahabat blogger saja
hehehe g papa pak yang penting kan usaha 😀 menang y syukur banget xixi
Saya pernah sekali dua ikutan kontes menulis, tapi ya itu… malah gag sreg lantaran memaksakan diri untuk mencantumkan link pada tulisan. jadinya sekarang gag pernah ikutan lagi. :p
mantaps
ikut kontes adalah hal positif
setidaknya bisa menambah sahabat kita
tetap semangat Kang’
salam sukses..
sedj
ya gpp.. cuma cari pasive income aja kug,, hehehe
Ya semua harus diambil hikmahnya boss karena didunia ini ada baik dan ada buruk maka dari itu kita harus siap jika kita sudah bertekad memulai sesuatu,jangan takut semua adalah ujian tinggal bagaimana kita menyikapinya supaya aman jangan dijadikan beban bikin santai saja.
Salam
kalau saya ngikut kontes tuh, lebih senang jadi regu penggembira pak.. hihi…
memang sih, kalau masang link agak dipaksakan kesannya agak gimana gitu.. oleh karena itu, masang link di sebuah tulisan itu juga menuntut kekreatifitasan sang penulis mengolah kata yang ada linknya tanpa ada rasa kecurigaan dari pembaca.. artinya tidak berlebihan dan wajar woloh.. (sok) haha..
yang penting enjoy pak..
Kalau saya prinsipnya nulis ya nulis saja, kecuali memang persyaratan yg diberikan oleh penyelenggaranya.
Sama kayak review, kadang saya juga nggak enak campur malu ketika nulis review berbayar, karena saya sendiripun nggak tau maksudnya dan isinyapun tak mencerminkan pendapat saya pribadi…
menang ataupun kalah ga masalah kan, pak….
yang penting ikut berpartisipasi :d
Sebenarnya kurang enak juga bila ada persyaratan yang sekiranya kurang memberi kenyamanan, tapi kalau merupakan sebuah persyaratan berarti hanya memberi 2 pilihan: mau ikut atau tidak. 🙂
Salam
numpang lewat ah…. 🙂
Nggak ada masalah kok Mas, yang penting kan tetap setia berkarya. Kalau media yang kita punya itu blog, ya mari kita terus menulis. Kontes, terutama yg diselenggarakan oleh sahabat blogger, kan buat belajar juga, selain memepererat tali silaturrahmi. Salam hangat Mas Sugeng;
Kontes apa nih pak? Kontes menulis?
Bagi saya komentar tak masalah, ya mungkin pembaca agak terganggu dgn adanya link. Tapi saya yakin, sebagian besar sudah maklum 🙂
kunjungan balasan Gan…!
oh iya, ternyata kita punya perasaan sama… ada ‘beban’ gimana gitu…
tp sy tetap berdoa, smg kemenangan sejati dr kampanye ini adalah saat kita melihat jalanan tak lagi crowded..
salam erat jabat tangan…
Gak papa lagi mas, sudah menjadi hal biasa.
Jangan merasa terbebani gitu 😀
Hidup Cak Sugeng.. teruskan kejayaan blogger kalong di Indonesia wkwkwkwk
memang seharusnya niat nulis ya nulis aja nuangin ide pikiran..
misal di kontes ada aturan gini gitu asal tak berlebihan ya gak masalah lah.. tapi itu tadi, niatnya sekedar berbagi, kalo nantinya sukses ya alhamdulilah… 😀
Waduh Pak, udah ndak usah dipedulikan, maju terus pandang kendur! :D.
wah kalau soal ini diriku butuh belajar bertahun-tahun lagi, entah karna apa ya? Rasanya selalu sulit terus meski selalu belajar ❓
hihhihi saya juga jarang ikut konte 😀
ya kan kriterianya memang bergeser kepada masalah popularitas sih….
Dimaafkan kok pak,, *traktir ayam betutu ya, heheh*
dan tulisan pak Sg tentunya layak untuk ikut kontes2an itu, lha walaupun sak enaknya, tapi tetap runtut alur dan jelas maksud dan tujuannya kok,, wawasan yang diberikan pun luas, top deh.. 🙂
sukses ya pak.. 🙂
ada kontes lagi nih pak. di bhinneka.com. hehehe… ikut?
benerr2 kadang capek juga kalo masang tautan ke situ. padahal tautannya sebagai syarat dari kontes. penulis juga mengenal capek 😀
saya juga bru ikutan kontes mulai kmrn tpi gk buat tiap kata yg merujuk di cantumin link tpi yg intinya aja